Literasi Dasar

13.41 Add Comment
Terdapat 6 (enam) literasi dasar yaitu :

1. Literasi Baca dan Tulis

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

2. Literasi Numerasi

Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk mengambil keputusan.

3. Literasi Sains

Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.

4. Literasi Digital

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina
komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Literasi Finansial

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan (a) pemahaman tentang konsep dan risiko, (b) keterampilan, dan (c) motivasi dan pemahaman agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

6. Literasi Budaya dan Kewargaan

Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat.

Sumber : http://gln.kemdikbud.go.id

Gerakan Literasi Nasional (GLN)

13.31 Add Comment
Untuk meningkatkan minat baca dan menurunkan tingkat buta aksara maka Kemendikbud menyelenggarakan berbagai program Gerakan Literasi Nasional (GLN) melalui program Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Masyarakat, dan gerekan Litrasi Keluarga, serta kegiatan turunan dari ketiga program tersebut. Gerakan ini merupakan upaya untuk menyinergikan semua potensi serta memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkan, mengembangkan, dan membudayakan literasi di Indonesia. GLN akan dilaksanakan secara masif, baik dalam ranah keluarga, sekolah, maupun masyarakat di seluruh Indonesia.

Tujuan umum Gerakan Literasi Nasional adalah untuk menumbuhkembangkan budaya literasi pada ekosistem pendidikan mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup.

Gerakan literasi dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Berkesinambungan
Sebagai suatu gerakan, literasi harus dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan, tidak bergantung pada pergantian pemerintahan. Literasi harus menjadi program prioritas pemerintah yang selalu dikampanyekan kepada seluruh lapisan masyarakat, pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh agama, cendekia, remaja, orang tua, dan warga masyarakat sehingga budaya literasi terbentuk di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

2. Terintegrasi
Pelaksanaan literasi harus terintegrasi dengan program yang dilaksanakan oleh Kemendikbud dan kementerian dan/atau lembaga lain, termasuk nonpemerintah. Dengan demikian, literasi menjadi bagian yang saling menguatkan dengan program lain.

3. Melibatkan Semua Pemangku Kepentingan
Sebagai suatu gerakan, literasi harus memberikan kesempatan dan peluang untuk keterlibatan semua pemangku kepentingan, baik secara individual maupun kelembagaan. Literasi harus menjadi milik bersama, menyenangkan, dan mudah dilaksanakan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.

Secara umum Gerakan Literasi Nasional (GLN) diselenggarakan pada 3 (tiga) ranah yaitu :

a. Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah dilaksanakan dengan mengintegrasikannya dengan kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ektrakurikuler. Pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas yang didukung oleh orang tua dan masyarakat.

b. Gerakan Literasi Keluarga
Gerakan literasi keluarga dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan keluarga, penguatan pemahaman tentang pentingnya literasi bagi keluarga, dan pelaksanaan kegiatan literasi bersama keluarga. Semua anggota keluarga bisa saling memberikan tauladan dalam melakukan literasi di dalam keluarga dengan berbagai macam variasi kegiatan.

c. Gerakan Literasi Masyarakat
Gerakan literasi masyarakat dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan yang beragam di ruang publik, penguatan fasilitator literasi masyarakat, perluasan akses terhadap sumber belajar, dan perluasan pelibatan publik dalam berbagai bentuk kegiatan literasi.

Sumber : http://gln.kemdikbud.go.id

Instrumen Budaya Literasi di Sekolah

09.39 3 Comments


INSTRUMEN BUDAYA LITERASI SEKOLAH
(Tiga Tahapan Pelaksanaan GLS di Sekolah
Untuk Membangun dan Mengembangkan Budaya Literasi Sekolah)

Nama sekolah
:
Alamat
:
Alamat Web
:
Telepon
:
Surel (email)Sekolah
:
HP kontak person dansurel
:

Berilah tanda cek (V) pada kolom “sudah” atau “belum” sesuai dengan kondisi di sekolah Ibu/Bapak! Pengisian centang “belum” dapat dilengkapi dengan catatan mengenai “masalah” yang dihadapi (kolom paling kanan).

NO
INDIKATOR
SUDAH
BELUM
MASALAH
(JIKA BELUM)
1
Ada kegiatan 15 menit membaca yang dilakukan setiap hari (di awal, tengah, atau menjelang akhir pelajaran).



2
Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan minimal satu semester.



3
Guru menjadi model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan ikut membaca selama kegiatan berlangsung.



4
Kepala sekolahdan tenaga kependidikan menjadi model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan ikut membaca selama kegiatan berlangsung.



5
Ada Tim Literasi Sekolah (TLS) atau tim sejenis yang dibentuk oleh kepala sekolah.



6
Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas.



7
Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas, koridor, dan area lain di sekolah.



8
Ada poster-poster kampanye membaca untuk memperluas pemahaman dan tekad warga sekolah untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat



9
Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan literasi.



10
Perpustakaan sekolah menyediakan beragam buku bacaan (buku nonpelajaran: fiksi dan nonfiksi) yang diperlukan peserta didik untuk memperluas pengetahuannya dalam pelajaran tertentu.



11
Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadilingkungan yang bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah.



12
Peserta didik memiliki jurnal membaca harian (menuliskan judul bacaan dan halaman)



13
Peserta didik memiliki portofolio yang berisi kumpulan jurnal respon membaca.



14
Peserta didik memiliki portofolio yang berisi kumpulan jurnal respon membaca (untuk SMP minimal dua belas buku nonpelajaran)



15
Jurnal respon peserta didik dari hasil membaca buku bacaan dan/atau buku pelajaran dipajang di kelas dan/atau koridor sekolah



16
Ada berbagai kegiatan tindak lanjut (dari 15 menit membaca) dalam bentuk menghasilkan respon secara lisan maupun tulisan (bagian dari penilaian nonakademik)



17
Ada berbagai kegiatan tindak lanjut (dari 15 menit membaca) dalam bentuk menghasilkan respon secara lisan maupun tulisan dalam pembelajaran (bagian dari penilaian akademik yang terintegrasi dalam nilai mata pelajaran)



18
Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen melaksanakan dan mendukung gerakan literasi sekolah



19
Ada penghargaan terhadap pencapaian peserta didik dalam kegiatan literasi secara berkala



20
Ada kegiatan akademik yang mendukung budaya literasi sekolah, misalnya:   wisata ke perpustakaan atau kunjungan perpustakaan keliling ke sekolah



21
Ada kegiatan perayaan hari-hari tertentu yang bertema literasi



22
Ada unjuk karya (hasil dari kemampuan berpikir kritis dan  kreativitas berkomunikasi secara verbal, tulisan, visual, atau digital) dalam perayaan hari-hari tertentu yang bertema literasi



23
Peserta didik menggunakan lingkungan fisik, sosial,  afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi–di luar buku teks pelajaran–untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran



24
Ada pengembangan berbagai strategi membaca (dalam kegiatan membaca 15 menit dan/atau dalam pembelajaran)



25
Guru melaksanakan “strategi literasi dalam pembelajaran” dalam semua mata pelajaran



26
Sekolah melibatkan publik (orangtua, alumni, dan elemen masyarakat) untuk mengembangkan kegiatan literasi sekolah.



27
Sekolah berjejaring dengan pihak eksternal untuk pengembangan program literasi sekolah dan pengembangan profesional warga sekolah tentang literasi. 



SUMBER DAYA MANUSIA DAN SARPRAS
No
RINCIAN
JUMLAH ORANG
JUMLAH JUDUL
JUMLAH EKSEMPLAR/BUAH
1
Siswa


***

***
2
Guru (termasuk kepala sekolah)

3
Karyawan

4
Buku teks pelajaran

***


5
Buku panduan pendidik


6
Buku pengayaan



a.      Fiksi



b.      Nonfiksi


7
Buku referensi


8
Sumber belajar lain


9
Langganan media online (majalah, jurnal, dll.)


10
Jumlah komputer

***

11
Jumlah komputer yang terhubung internet


Catatan:
1.        Yang bertugas sebagai tenaga perpustakaan adalah …
2.        Hotspot: ada/tidak ada (coret salah satu)
3.        Catatan  lain: …
Gambar/foto/video kondisi dan kegiatan berliterasi ….

Sumber : Pengembangan Budaya Literasi dan Strategi Literasi dalam Pembelajaran SMP, Kemdikbud, 2017

Postingan Populer